Blog Kesehatan

Gejala Kekurangan Zat Besi – Mengurangi Gejala Kekurangan Zat Besi

Gejala kekurangan zat besi cukup umum. Tidak ada kondisi medis khusus yang memerlukan suplemen zat besi; namun, kekurangan mineral esensial ini dapat menyebabkan masalah serius. Padahal, zat besi adalah nutrisi terpenting yang dibutuhkan untuk otot, saraf, sel darah merah, trombosit, dan fungsi tulang serta pemeliharaan jaringan yang normal.

Kekurangan zat besi umumnya dianggap anemia karena ketidakmampuan sel darah merah untuk mengangkut cukup zat besi dari sumsum tulang ke jantung. Karena masalah ini umumnya dikaitkan dengan anemia, dokter menggunakan istilah anemia defisiensi besi. Istilah "non-anemia" sering digunakan untuk menggambarkan kemampuan individu untuk menghasilkan jumlah darah yang cukup. Namun, istilah ini tidak cukup menggambarkan status zat besi seseorang karena tingkat zat besi yang diserap ke dalam aliran darah tidak sama dari darah ke kulit.

Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dapat mempengaruhi individu dari segala usia. Namun, lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Untuk alasan ini, nama "anemia defisiensi besi" anemia defisiensi besi non-anemia" sering digunakan secara bergantian.

Anemia paling sering ditemukan pada bayi dan anak kecil, tetapi dapat juga terjadi pada orang dewasa. Terkadang anemianya ringan, meski di lain waktu kondisinya bisa sangat parah. Derajat anemia besi bervariasi antar individu. Beberapa individu mungkin mengalami anemia, meskipun mereka tidak makan banyak makanan kaya zat besi. Orang lain mungkin mengalami anemia defisiensi besi setelah mengonsumsi daging merah dan produk susu dalam jumlah besar.

Gejala kekurangan zat besi dapat mencakup kelelahan, anemia, sembelit, dan penurunan berat badan. Seringkali, anemia terjadi pada ibu hamil. Anemia juga dapat terjadi akibat terapi radiasi, dan beberapa orang mengalami kondisi ini setelah operasi tulang.

Anemia defisiensi besi dapat diobati dengan suplemen yang mengandung vitamin atau mineral vitamin A. Seng, fosfor, kalsium, dan selenium juga dapat membantu mengembalikan fungsi besi normal dalam tubuh pada anemia defisiensi besi. Namun, jenis suplemen ini dapat mempengaruhi tes darah seseorang dengan cara yang berbeda. Ada beberapa merek pil zat besi yang mengandung magnesium, kalsium, dan umumnya dianggap sebagai cara paling aman untuk meningkatkan jumlah darah seseorang. Namun, ada juga pilihan lain, seperti tablet zat besi untuk anak-anak.

Cara terbaik untuk mencegah seseorang mengembangkan gejala-gejala ini adalah memastikan mereka mendapatkan cukup zat besi dari makanan mereka

Hal ini dapat dicapai dengan makan banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan laut. Makanan tinggi antioksidan dapat membantu tubuh menyerap zat besi. Selain itu, makanan tinggi zat besi yang mengandung asam folat juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan yang Anda makan. Asam folat membantu tubuh mengubah zat besi menjadi sel darah merah yang sehat.

Anemia defisiensi besi juga dapat diobati dengan suplemen vitamin C, seng, folat, dan vitamin E. Vitamin C dikenal karena sifat antioksidannya, yang membantu mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh, dan dapat membantu meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi. Asam folat membantu mencegah zat besi diserap ke dalam aliran darah. Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan tubuh Anda untuk menggunakan vitamin yang mengandung zat besi untuk melindungi diri dari infeksi dan juga memperkuat fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan.

Vitamin E juga efektif dalam mencegah pertumbuhan tumor kanker dan membantu mencegah pembekuan darah. Dapat digunakan sebagai krim oles untuk menyembuhkan kulit yang rusak, krim pembesar payudara Bustel, dan mencegah infeksi pada mulut dan paru-paru. Vitamin C dapat membantu melindungi tulang dan gigi dari kerusakan gigi dan memperbaiki kondisi email gigi.

Jika anemia dibiarkan terus tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti tulang lemah, fungsi jantung lemah, dan anemia. Untuk mengatasi masalah anemia ini, individu harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memperbaiki pola makan dan gaya hidup mereka, termasuk meningkatkan jumlah asupan zat besi harian dan minum air dalam jumlah yang cukup.

Gejala kekurangan zat besi tidak boleh diabaikan dan harus diobati jika muncul. Ketika gejala berkembang, penting untuk mencari perhatian medis sehingga perawatan yang tepat dapat diambil. Seorang dokter atau ahli gizi dapat membantu Anda membuat perubahan yang sehat pada diet Anda dan memastikan bahwa kondisi tersebut tidak berkembang.

TentangBintang Lestari

Bintang Lestari berusia 45 tahun dan seorang spesialis gangguan tidur, bekerja untuk meningkatkan pola tidur pasien secara keseluruhan. Selama waktu luangnya, Bintang Lestari menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, dan menjual kerajinan kayu yang ia buat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *