Blog Kesehatan

Gangguan disforia pramenstruasi

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah bentuk ekstrim dari sindrom pramenstruasi

Hal ini umumnya dianggap sebagai kondisi psikologis yang memerlukan perawatan medis dan/atau perubahan gaya hidup.

Menopause dapat membawa berbagai gejala seperti perubahan suasana hati, kelelahan, lekas marah, depresi, insomnia, kelelahan, perubahan suasana hati, dan depresi. Beberapa wanita juga mengalami ketidakmampuan untuk terangsang setelah tidur. Gejala menopause ini bisa bertahan hingga satu bulan setelah melewati masa menopause.

Efek lain dari menopause termasuk penurunan kadar hormon yang dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Wanita mengalami kelelahan dan kesulitan tidur atau tetap tertidur. Mereka juga mengalami menstruasi yang tidak teratur dan kekeringan pada vagina. Beberapa wanita yang tidak hamil mungkin melihat peningkatan kadar hormon estrogen.

Ketidakseimbangan hormon dapat terjadi karena hilangnya ovarium atau karena pil KB atau selama menopause. Jika kadar hormon tinggi, mungkin ada masalah seperti depresi, insomnia, dan perubahan suasana hati. Ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan gejala seperti disforia pramenstruasi.

Seorang wanita yang didiagnosis dengan sindrom dysphoric pramenstruasi pertama-tama harus mengidentifikasi gejalanya. Mereka termasuk ketidakmampuan untuk terangsang setelah tidur dan ketidakmampuan untuk mengalami menstruasi. Gejalanya biasanya mirip dengan gejala menopause, tetapi bisa lebih intens dan lebih sering dalam tingkat keparahan. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala ini harus segera berkonsultasi dengan dokternya untuk mendapatkan saran dan bantuan medis yang tepat.

Wanita yang didiagnosis dengan keadaan dysphoric pramenstruasi harus melihat penyebab kondisi mereka. Mereka juga harus membuat catatan harian tentang gejala mereka dan mencoba mengidentifikasi dan mengubah apa yang menyebabkannya.

Pengobatan ketidakseimbangan hormon sangat penting untuk pengobatan kondisi ini. Wanita yang mengalami kondisi tersebut sebaiknya menghindari zat yang menyebabkan ketidakseimbangan ini seperti kopi, tembakau, alkohol, dan kafein. Zat ini dapat meningkatkan kadar estrogen, yang menyebabkan perubahan suasana hati dan ketidakstabilan emosi. Mereka juga harus menghindari kebiasaan makan yang tidak sehat.

Perawatan lain termasuk diet dan olahraga, yang dapat membantu meningkatkan libido rendah dan dorongan seksual. Merokok dan stres juga dapat memiliki efek negatif pada libido dan kualitas hidup wanita. Olahraga teratur juga dapat membantu mengurangi kondisi ini. Obat juga dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan dan membantu mengobati gejala PMS.

Hal lain yang dapat menyebabkan sindrom dysphoric pramenstruasi adalah stres dalam suatu hubungan. Penting bagi wanita untuk memahami bahwa meskipun normal bagi wanita untuk mengalami fluktuasi hormonal, stres dapat memperburuk keadaan.

Beberapa wanita mengalami perubahan suasana hati dan kecemasan selama siklus menstruasi mereka. Pada kasus yang parah, seorang wanita juga bisa mengalami depresi karena kurangnya perbaikan mood. Depresi dan gejala PMS juga dapat menyebabkan perasaan putus asa dan rasa bersalah.

Obat-obatan digunakan untuk mengobati sindrom disforik pramenstruasi dan kondisi lain yang memengaruhi kadar hormon wanita. Salah satu obat yang paling umum digunakan untuk kondisi ini adalah Depo Provera, pil kontrasepsi oral. Pil KB dapat membantu mengatur dan menjaga kadar estrogen dalam tubuh wanita.

Pil KB juga digunakan untuk mengurangi gejala PMS pada beberapa wanita. Pada beberapa wanita, pil tidak dapat mengontrol fluktuasi hormonal. Terapi penggantian hormon (HRT) digunakan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur. Terapi penggantian hormon dapat membantu meningkatkan kadar estrogen wanita dan dapat membantu wanita mengalami menstruasi.

Mengambil obat untuk mengobati gangguan dysphoric pramenstruasi bisa berbahaya bagi wanita dengan kondisi tersebut. Beberapa obat ini dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti anemia, masalah jantung, dan stroke. Penting bagi wanita untuk mendiskusikan risiko yang terkait dengan penggunaan obat-obatan dengan dokter mereka. Mengambil obat yang menyebabkan efek samping yang serius seperti depresi atau stroke harus selalu didiskusikan dengan dokter Anda sebelum memulai semua jenis pengobatan.

 

 

TentangBintang Lestari

Bintang Lestari berusia 45 tahun dan seorang spesialis gangguan tidur, bekerja untuk meningkatkan pola tidur pasien secara keseluruhan. Selama waktu luangnya, Bintang Lestari menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, dan menjual kerajinan kayu yang ia buat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *